3 Film Terbaik yang Menguak Rivalitas Sengit Ferrari di Lintasan dan Bisnis

Mengintip drama di balik kejayaan Ferrari! 3 film terbaik yang menguak persaingan sengit Ferrari di lintasan balap dan industri.

3 Film Terbaik yang Menguak Rivalitas Sengit Ferrari di Lintasan dan Bisnis

Ketika membahas merek mobil paling populer dan berpengaruh di dunia, nama Ferrari sudah pasti berada di daftar teratas. Selama beberapa dekade, Ferrari tidak hanya dikenal dalam ranah bisnis otomotif, tetapi juga memiliki sejarah panjang dan gemilang di dunia balap, ikut serta dalam berbagai ajang kompetisi paling bergengsi.

Seiring perjalanannya yang panjang dan penuh prestasi, rivalitas antara Ferrari dengan perusahaan mobil lain tentu seringkali terjadi, baik di arena bisnis maupun di lintasan balap. Persaingan sengit ini telah melahirkan berbagai kisah epik yang menarik untuk disimak. Oleh karena itu, beberapa rivalitas yang melibatkan Ferrari telah diabadikan dalam bentuk film.

Berikut ini adalah 3 film tentang rivalitas Ferrari yang perlu kamu tonton dan ketahui.

1) Ford v Ferrari

Ford v Ferrari dirilis pada tahun 2019, disutradarai oleh James Mangold, dan ditulis oleh Jez Butterworth, John-Henry Butterworth, serta Jason Keller. Film ini menghadirkan sebuah drama olahraga yang berfokus pada persaingan monumental antara Ford Motor Company dari Amerika dan Ferrari dari Italia. Ini bukan sekadar soal balapan; melainkan pertarungan harga diri, ambisi, dan inovasi antara dua raksasa otomotif.

Film ini cukup berhasil dalam menggambarkan pihak Ferrari, meskipun fokus utamanya berada pada tim Ford. Penampilan Remo Girone sebagai Enzo Ferrari disebut-sebut sebagai potret yang patut dikagumi. Kehadiran aktor-aktor Italia yang memerankan tim Ferrari dan berbicara dalam bahasa Italia yang fasih memberikan nuansa otentik yang diapresiasi oleh para penonton. Hal ini menambah kedalaman pada representasi Ferrari sebagai lawan tangguh Ford.

Persaingan dengan Ferrari menjadi urat nadi dalam drama film ini. Konflik yang berakar dari penolakan dan penghinaan awal dari Ferrari memicu motivasi utama bagi Ford untuk memasuki dunia balap ketahanan. Adegan-adegan balapan, terutama balapan klimaks di Le Mans, menjadi perwujudan fisik dari rivalitas ini. Adegan-adegan tersebut digambarkan dengan mendebarkan, intens, dan mampu membuat penonton tegang. Kualitas teknis film, khususnya desain suara yang luar biasa, sangat berperan dalam menyampaikan intensitas di lintasan membuat penonton merasakan deru mesin dan detak jantung yang meningkat. Sinematografinya pun menghasilkan visual balap yang menawan, membuat penonton seolah tenggelam dalam aksi.

Ford v Ferrari menggunakan rivalitas antara Ford dan Ferrari sebagai pendorong narasi yang kuat, menciptakan drama yang mendebarkan baik di ruang rapat maupun di lintasan balap. Film ini sukses memadukan aksi balap yang dinamis dengan drama manusia yang menyentuh, menjadikannya tontonan yang menghibur bagi penonton dari berbagai latar belakang, bahkan bagi mereka yang tidak akrab dengan dunia otomotif.

2) Lamborghini: The Man Behind the Legend

Lamborghini: The Man Behind the Legend dirilis pada tahun 2022, disutradarai oleh Bobby Moresco dan ditulis oleh Bobby Moresco bersama Tonino Lamborghini. Film ini digambarkan sebagai biopik yang mendebarkan dan penuh semangat, mengungkap impian Ferruccio Lamborghini untuk menciptakan mobil tercepat di dunia dan mengalahkan rivalnya, Enzo Ferrari. Rivalitas dengan Ferrari menjadi elemen sentral dalam narasi film.

Persaingan ini dipicu oleh masalah teknis pada mobil Ferrari milik Ferruccio. Setelah menghadapi Enzo Ferrari secara langsung, Enzo digambarkan menolak dan meremehkan Ferruccio. Penolakan dan penghinaan ini disebut-sebut memicu kemarahan Ferruccio dan menjadi pendorong utama di balik ambisinya membangun merek supercar Lamborghini.

Film ini menyajikan rivalitas tersebut melalui berbagai cara, termasuk adegan-adegan yang menggambarkan Ferruccio dan Enzo saling beradu kecepatan. Salah satu kutipan terkenal yang dimunculkan dalam film adalah: "Anda membeli Ferrari ketika Anda ingin menjadi seseorang. Anda membeli Lamborghini ketika Anda adalah seseorang." Persaingan ini oleh seorang pengulas disebut menarik dan cerdas.

Lamborghini: The Man Behind the Legend menceritakan perjalanan Ferruccio Lamborghini dalam menantang dominasi Ferrari di dunia mobil sport. Film ini menampilkan rivalitas sebagai inti motivasi karakter utama dan pendorong alur cerita.

3) Rush

Rush dirilis pada tahun 2013, disutradarai oleh Ron Howard, dan ditulis oleh Peter Morgan. Film ini secara khusus mengisahkan musim Formula One tahun 1976, dengan fokus pada persaingan sengit antara James Hunt dan Niki Lauda.

Salah satu elemen penting dari rivalitas ini adalah bahwa Niki Lauda berkompetisi untuk tim Ferrari. Lauda, sang juara bertahan, digambarkan sebagai pembalap yang metodis, brilian secara teknis, dan sangat profesional sebuah karakteristik khas pembalap Ferrari. Sebaliknya, James Hunt dari tim McLaren memiliki gaya yang flamboyan dan impulsif. Kontras kepribadian mereka menjadi inti dari ketegangan film.

Persaingan antara Hunt dan Lauda, dengan Lauda mewakili Ferrari, menjadi pusat cerita dan motivasi utama bagi kedua pembalap. Film ini memang menggunakan kebebasan artistik untuk menampilkan mereka sebagai musuh bebuyutan, meskipun dalam kenyataan, keduanya saling menghormati dan bahkan berteman.

Rush dipuji karena urutan balapannya yang mendebarkan dan realistis, serta kemampuannya menangkap esensi persaingan tinggi antara dua pembalap papan atas. Dengan Niki Lauda sebagai representasi tim Ferrari, film ini berhasil menggambarkan pertarungan dramatis dalam perebutan gelar juara dunia tahun 1976.

Itulah 3 film yang mengabadikan rivalitas sengit Ferrari, tidak hanya di lintasan balap tapi juga di bisnis. Film-film ini membuktikan bahwa kisah persaingan di dunia otomotif bisa sama dramatis dan menariknya dengan drama di Hollywood.