Magspot Blogger Template

Animator One Punch Man Kritik Donghua Super Cube,Terutama Adegan Pertarungan

Dalam industri kreatif, perbedaan pendapat terhadap sebuah karya adalah hal yang lumrah. Penilaian terhadap sebuah karya bisa bersifat subjektif, karena setiap orang memiliki selera dan pandangan yang berbeda. Hal ini juga berlaku dalam industri anime. Setiap orang memiliki opini tersendiri mengenai kualitas suatu anime, apakah dianggap sudah baik atau masih perlu perbaikan. Aspek yang dinilai pun beragam, mulai dari cerita hingga visual.

Setiap anime memiliki ciri khas visual masing-masing yang bisa dianggap menarik oleh sebagian orang, namun biasa saja bagi yang lain. Saat membicarakan visual, tentu tidak bisa dilepaskan dari animasi. Gaya animasi dalam anime pun sangat beragam. Contohnya, ada anime seperti Kimetsu no Yaiba yang menampilkan adegan pertarungan dengan warna-warna mencolok. Ada yang menyukai gaya seperti ini, namun ada pula yang merasa kurang nyaman. Penilaian terhadap animasi dalam anime memang tak pernah ada habisnya, karena kembali lagi, setiap orang punya standar dan selera tersendiri.

Baru-baru ini, salah satu donghua asal Tiongkok berjudul Super Cube menghebohkan media Jepang dan para penggemar anime. Hal ini terjadi setelah perilisan episode ke-7 yang menampilkan pertarungan intens dan epik. Banyak komentar muncul mengenai kualitas animasinya, dan salah satu komentar yang menarik perhatian datang dari seorang profesional di industri anime, yaitu Kenichiro Aoki.

Kenichiro Aoki, yang dikenal sebagai direktur animasi aksi untuk One-Punch Man Season 2, tampaknya tidak terlalu terkesan dengan The Super Cube, yang menjadi salah satu anime paling ramai dibicarakan musim ini. Lewat akun X (sebelumnya Twitter), Aoki menuliskan:

“Animasi yang luar biasa, tetapi tidak terlalu menarik perhatian saya… Saya rasa itu karena arahannya tidak begitu matang. Jika semuanya berjalan dengan kecepatan dan intensitas yang sama, rasanya seperti semuanya terjadi tanpa bisa benar-benar diproses. Dan tolong berhentilah menyalin gerakan, tata letak, dan ekspresi yang sama dari seorang animator super tertentu. Sayang sekali.”

Meskipun tidak menyebut nama, banyak orang menduga bahwa Aoki sedang mengkritik nian41 (@/nian4111), animator yang bertanggung jawab atas adegan tersebut. Beberapa penggemar bahkan menganggap bahwa Aoki mengisyaratkan nian41 terlalu banyak meniru gaya Yutaka Nakamura alias Yutapon, animator legendaris di balik Cowboy Bebop yang terkenal dengan dinamisme dan framing-nya yang kuat.

Komentar Aoki pun menuai reaksi cepat. Banyak penggemar mengingatkan bahwa Aoki sendiri adalah bagian dari One-Punch Man season 2, yang banyak dikritik karena kualitasnya dianggap menurun drastis dibandingkan musim pertamanya. Tak sedikit yang membalikkan kritik Aoki dan menyarankannya untuk lebih reflektif terhadap hasil kerjanya sendiri.

Namun, di sisi lain, ada juga yang membela Aoki dan merasa kritiknya sah-sah saja, terutama jika dilihat dari sudut pandang profesional. Beberapa penggemar bahkan menyebut bahwa kritik Aoki mungkin terdengar lebih tajam karena terjemahan otomatis. Ada yang setuju bahwa meskipun animasinya terlihat luar biasa, alurnya terasa terlalu cepat dan aksi karakternya terasa “tanpa bobot,” seolah-olah karakter hanya melayang tanpa kesan gravitasi, meskipun banyak adegan kehancuran yang terjadi.

Pada akhirnya, perdebatan tentang kualitas animasi akan selalu menjadi bagian dari dinamika dunia anime. Kritik dan apresiasi adalah dua sisi mata uang yang saling melengkapi dalam mendorong kemajuan industri kreatif. Baik komentar dari penggemar maupun para profesional seperti Kenichiro Aoki, semua punya perannya masing-masing dalam membentuk diskusi yang sehat.Yang jelas, dunia anime akan terus berkembang dengan warna-warni opini yang membuatnya semakin hidup dan menarik untuk diikuti.

Baca Juga
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال